Jumat, 18 Oktober 2013

Diamlah bersamaku

Saat rindu menyapa
Aku memilih untuk tidur
Saat cinta datang
Aku lebih memilih tidur
Saat kesedihan bertamu
Aku tetap pada tidur
Bukan berarti aku pengecut
Bukan pula mengabaikan Pemilik Segala
Saat orang ingin luapkan rindu
Ketika orang ingin bertemu cinta
Dimana orang ingin enyahkan kesedihan
Maka aku tidur
Lari dari medan rasa?
Bukan
Hanya ingin jaga rindu
Jaga cinta
Jaga sedih
Agar tetap ada kamu di ruang hatiku

Itulah bahagiaku

Kamis, 17 Oktober 2013

HEROES IN YOU - Alfamart. Minimarket Retail & Waralaba Terbaik

HEROES IN YOU - Alfamart. Minimarket Retail & Waralaba Terbaik

Penggila yang Bukan

Mereka  telah kehilangan semangat semenjak liburan itu mengkotak-kotakkan hati mereka. Semua terkotak terpetak dan tak ada saluran bolong yang menyatukannya kembali. Kering, ya keringlah sudah.
Satu kelas tampak kebingugan, semua kata menari memenuhi langit-langit kelas tanpa bisa terucap pengucap yang bisa ditelan mentah lalu menelusup ke hati lalu di simpan dan dipikirkan kemudian. Beberapa minggu berjalan seperti itu hingga puncak kebingungan dan kefuturan bersarang pada jiwa-jiwa intelek itu. Tibalah hari dimana seorang itu memuntahkan kegulanaan bagai pasien gila yang menari-nari tanpa busana di jalanan, kali ini dia menunjukkan gila dirinya di hadapan teman-temnanya.
“Hai, apa yang dilakukannya?” seorang bertanya keheranan. Padahal di jidatnya tertulis persis seperti penggila itu. Dasar, sama saja, yang membedakan hanya aksi gila yang dilihatkan penggila itu.
“Hai gila!” sekali lagi yang lain berteriak.
“Presiden evil!” celetukan kembali terlonar dari orang yang lebih gila, hanya saja dia mungkin sudah lebih purba mempertontonkan segala ketidakwajarannya pada kenyataan yang lebih luas.
Kali ini dia berkata, “I have no idea. I feel shy. So, I want to replace this place. I don’t want to be a leader anymore.”
“Presiden evil sudah gila. Kegilaan jika ditinggalkan akan hancur. Lalu bagaimana dengan nasib para penggila lainnya jika kepala gila kita mundur?” Seorang mahasiswa perokok itu seperti hampir kehabisan bateri hidupnya. Nyala rokoknya hampir membakar habis semangatnya.
Semua masih sepi, sibuk dengan urusan lain, padahal di pori-pori hatinya, hanya ada teman-temannya. Mereka berdusta pada wajah mereka masing-masing. Begitulah keadaan mereka disadarkan sebelum waktu penyesalan itu tiba.
Oh, ternyata semua tetap saja membohongi diri.
“Presiden evil untuk rakyat evil.”

Membingungkan??? Heh, selamat!!!

(Memori kata masuk kata ditulis, Kamis,17 Okt 2013)

Rabu, 16 Oktober 2013

MAQAM IBRAHIM (Description Text)

Maqam Ibrahm is a stone which prophet Ibrahim stood while building the Ka'bah. It is located at approximately 3 meters to the east of the Ka’bah. At that time, it was served as a cornerstone that can go up and down like a lift as needed. In the beginning, this maqam attached to the Ka’bah, but it was moved by caliph Umar radhiallahu 'anhu. He moved the stone in order not to disturb those who are tawaf.

From outside, we can see a hexagonal barred building like a bird's nest golden, but it is not golden, it is grillwork. It has 3 meters in height and small cupola on top. There is a crystal cupola also in it and a thick glass lid. In it, we find cornerstone of the prophet Ibrahim or his footprints. That is maqam Ibrahim itself. It is covered by silver.

       The forms of two footprints of Prophet Ibrahim has 27 cm in length, 14 cm in width, and 10 cm in depth.