Sekolah?
Punya buku catatan?
Punya Facebook?
Update status setiap hari?
Saya yakin, sekian deret pertanyaan itu pasti dijawab hanya dengan satu jawaban, “Iya.” Nah, berarti sahabat semuanya adalah seorang penulis, penulis di facebook, penulis buku catatan, dan penulis-penulis lainnya. Penulis adalah seseorang yang mengerjakan pekerjaan menulis, apa yang ditulis penulis disebut tulisan. Jangan membatasi pikiran bahwa kata penulis hanya bagi mereka yang karyanya sudah dipublikasikan secara besar-besaran saja.
Ada pertanyaan yang sering terlontar dari mereka yang terlalu mengkotak-kotakkan istilah penulis. Bagaimana caranya untuk menjadi penulis?
Aduh, kok nanya lagi. Saya jawab, MENULISLAH! Pada dasarnya kita tau itu, tapi pikiran kita masih dipersempit oleh anggapan seperti yang saya sebutkan di awal. Sekarang, coba diam sejenak, ingat pelajaran bahasa Indonesia mengenai imbuhan kalau memang malas membuka KBBI, maka akan ketemulah jawabannya. Kalau sudah bisa menerima, mari kita lanjutkan.
Tapi kan saya bukan penulis, lalu bagaimana saya bisa memulai untuk menulis?
Jawabannya lagi-lagi, ya menulis dulu baru dikatakan penulis. Masuk logika, bukan? Yang penting sekali lagi jangan dipersempit! Orang yang menulis naskah drama juga disebut penulis, penulis naskah. Orang yang menulis skenrio film juga disebut penulis, penulis skenario. Bukankah begitu?
Lalu apa saja yang harus saya tulis?
Banyak, kita bisa memulainya dari diri kita sendiri, pengalaman kita mungkin, atau dari orang-orang di sekeliling kita, tentang lingkungan kita, dan masih banyak lagi. Saran saya, coba kita mulai dari hal yang mudah dan menyenangkan, sehingga kita tidak merasa terbeban di awal kemudian menganggap menulis itu sulit. Jenis tulisan yang ingin ditulis juga boleh apa saja, fiksi, nonfiksi, cerpen, artikel, FTS, dan lain-lain.
Dimana saya menulis?
Laptop banyak, buku, facebook, blog, twitter, dan masih banyak lagi media yang saat ini tumbuh dengan pesat.
Kapan saya bisa menulis?
Menulis boleh kapan saja, diutamakan saat ide itu muncul. Saat ide di kepala kita muncul, jangan sampai dilewatkan. Kita harus langsung menulisnya agar tidak lupa. Jika saat itu ternyata kita punya pekerjaan lain, kita bisa menulisnya di buku yang kita bawa atau di hp. Saat waktu luang tiba, tinggal kita pindahkan lalu tambah dengan pengembanagn yang kita inginkan.
Saya senang menulis di laptop, tapi saya tidak bisa mengetiknya dengan cepat, kelambatan saya sering menghilangkan ide saya sebelum saya tuangkan, alhasil tulisan saya jadi macet. Bagaimana solusinya?
Tulis dibuku dahulu! Jika ternyata itu terlalu merepotkan, silakan ketik di laptop. Keslahan typo (pengetikan) diabaikan saja, biarkan ide kita mengalir terlebih dahulu. Jika tulisan kita sudah selesai, barulah membacanya ulang sambil merevisi bagian yang kurang tepat dan salah ketik. Masalah kelambatan, itu masalah proses, nanti juga terbiasa.
Tapi saya tidak terlalu paham EYD.
Kita belajar sambil terus menjaga semangat menulis kita. Jangan sampai langkah kita terhenti hanya karena satu dua rintangan yang kita temui di tengah jalan.
Baiklah, pertanyaan kita cukupkan. Kita beralih kepada buku yang beberapa hari lalu saya baca. Satu kalimat berahasa Inggris yang saya temui ketika membaca buku “Menjadi Penulis Kreatif” milik Ipnu Rinto Nurgoho, penulis buku bestseller “3 Pocong Idiot”. Beliau menuliskan “I know I can write.’ Kita sebagai orang yang sedang menata niat untuk terus menulis sudah selayaknya menjadikan kalimat itu sebagai motivasi bagi diri kita. Suatu prestasi besar berawal dari usaha yang terus –menerus, dari hal-hal kecil yang mungkin kita bahkan orang lain sepelekan. Kita harus senantiasa berpositif thinking ketika kita ingin mengembangkan apa yang kita inginkan. Tau visi dari Komunitas Menulis Bersama yang begitu singkat namun sarat makna 'kan? “Sebuah Karya untuk Semesta," dimana visi itu juga merupakan motto saya.
Yang terakhir bagi kita agar tidak ada celah untuk berpikiran negatif dan ragu memulai sesuatu. Ini sebenarnya tidak ada kaitannya langsung dengan tulis-menulis, tapi ini berkaitan dengan pola pikir kita yang harus kita tanamkan sejak awal ketika ingin mengerjakan sesuatu, termasuk menyelesaikan tulisan juga. Kutipan dari Pascal, seoarang filsuf ahli matematika berkata, “Pikiran positif datang dari keyakinan, pikiran negatif datang dari keragu-raguan. Rasa takut yang benar adalah rasa takut yang digabungkan dengan harapan, karena itu lahir dari kepercayaan, serta kita berharap dari Tuhan yang kita yakini. Sementara rasa takut yang salah digabungkan dengan keputusasaan. Karena kita takut kepada Tuhan, maka beberapa orang takut kehilangan-Nya, namun ada juga yang takut mencari-Nya.
Bagaimana? Masih ragu dan menganggap menulis itu sulit?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar