Senin, 05 Januari 2015

Aku Ingin Sendiri Dulu

“Aku ingin sendiri dulu.”

Begitulah ucap wanita pada umumnya bersama isak tangis yang tak kunjung mereda jika hatinya sedang terluka. Bukan berarti dia tak ingin berbagi, justru itu cara pertama dia membagi kesedihan dan segala perasaannya saat itu.

Terkadang, segala keterlanjuran terjadi bukan karena keinginan sepenuhnya, melainkan karena rapuhnya hati untuk menolak sesuatu yang dianggapnya tak layak. Dia memang memiliki hati yang bisa menolak, tapi lisan tak cukup kuat untuk berteriak. Perasaannya sebagai wanita begitu kuat, sehingga berat baginya melihat muka masam orang lain ataupun air mata yang tersebab dia. Hanya penyesalan yang kemudian meraksasa disetiap arah pandangnya.

Jangan tinggalkan aku

Itulah bahasa kedua yang ingin diungkapkan dari singkatnya ucapan di atas. Perasaan hati yang ingin dipeluk hangat agar ia tidak merasa sendiri setelah sementara waktu dia mencoba menenangkan hati dan pikirannya, setelah puas air mata menyejukkan kelopak matanya. Dia butuh tempat saat hatinya sendiri menolaknya. Dia butuh telinga orang lain setidaknya terdengar segala gulana yang masih memburunya.

Malam menjadi syahdu saat bulirnya kembali jatuh di hadapan Sang Pemilik hati. Baginya, Allahlah tempat paling nyaman dan bebas mengeluh dan berdo’a. meminta ampun pada Sang Maha Perkasa atas kerapuhan diri dan hatinya.

Maka, biarlah berkata, “Aku ingin sendiri dulu” untuk bisa menopang kembali jiwa dan raganya.

@Tiada yang lebih peduli selain Yang Maha Peduli

_Hati yang rapuh

Tidak ada komentar :

Posting Komentar