26 Desember 2014, menjadi momen pertama yang tak terlupakan ketika aku memulai diskusi kepenulisan bersama empat orang temanku via telepon. Hari Jumat yang menjadi jadwal offline kami qadarullah selalu mendapat ujian kesabaran dari-Nya, sedangkan untuk jadwal online, alhamdulillah tetap berjalan. Jumat dua minggu lalu, hujan mengguyur kota Selong, kota di mana kampus kami megah berdiri, sekaligus menjadi tempat diskusi kami. Jumat minggu lalu kakak misanku melangsungkan akad nikahnya di tengah deru suara hujan yang semakin melebat. Jumat hari ini menjadi Jumat ketiga kegagalan kami bertemu karena hujan baru reda ketika jam Hello Kittyku membentuk sudut seratus tiga puluh lima derajat pojok kanan bawah, yang berarti pukul lima sore kurang lima belas menit. Karena semangat yang membara ditengah musim penghujan yang masih selau menyapa, ku raih hp dan menulis sms kepada teman-temanku.
Assalaualaikum. Maaf teman-teman, kita terhalang kembali untuk bertemu, tapi hujan gak boleh menghalangi semangat kita, masih ada jalan lain menuju Roma. Bertemu tak bisa, masih ada telepon yang selalu bisa. Mohon konfirmasi kesediaannya belajar lewat grup call sekarang. Send. Sms itupun terkirim.
Dua menit menunggu, tiga teman sudah mengkonfirmasi kesanggupannya. Tanpa menunggu lama, mengingat waktu yang terus mengejar angka lima dan dua belas, semua temanpun sudah tersambung.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh.”
“Mari kita mulai belajar kita dengan sama-sama membaca basmallah.”
“Bismillah.”
Kamipun memulai belajar dengan nikmat, seolah kami benar-benar berada di ruang diskusi nyata. Lontaran tanya kian menghangatkan suasana selepas awan menumpahkan rinai hujan membasah bumi Allah.Alhamduliiah alaa kulli haal, setiap takdir itu baik, meskipun saat itu kita belum mampu menebak apa hikmah dibalik takdir-Nya.
Hampir satu jam menggenap, waktunya mengakhiri diskusi. Aku bertanya tentang kesimpulan apa yang kami pelajari di kesempatan unik ini.
“Apa yang kita pelajari sore ini?” tanyaku.
“Hari ini kita belajar tentang penghambat datangnya ide dan solusinya.” Neli mengawali kesimpulannya.
“Hari ini kita belajar tentang sembilan jenis buku paling popular di pasaran.” Ela melanjutkan.
“Hari ini kita belajar tentang penulisan cerpen secara umum, struktur penulisan sesuai EyD, tapi itu juga secara umum.” Dovi menutup kesimpulanya.
“Pokoknya hari ini belajar banyak.” Neli nyeletuk lagi.
“Iya, kesimpulan yang bagus. Artinya semua sudah sama-sama mengerti. Jangan lupa, pertemuan selanjutnya, kosa kata baru lagi ya. Ingat juga, karya masing-masing sudah harus siap bedah.”
“Sip!” Suara teman-temanku hampir bersamaan.
Sepuluh menit lewat sudah, berakhirlah diskusi yang menurutku pribadi cukup menarik itu. Selanjutnya tinggal menunggu kiriman karya teman-temnaku yang akan dibedah minggu depan. Permintaan maaf, ucapan terima kasih, dan salamlah yang mengakhiri semuanya. Sampai jumpa di Dairy KMB minggu depan.
*Belajar menulis, mohon masukan. Terima kasih
Tidak ada komentar :
Posting Komentar